Memandangmu
Di rumah yang sangat sederhana
Terpana aku
Melihat kentalnya
Kamu meneniti ujian
Berat mata memandang
Berat lagi pundak memikul
Memandang
Raut wajahmu yang lesu
Suaramu jelas
Menceritakan
Hari-hari dalam hidupmu
Lenganmu yang luka
Serta kakimu
Bengkak kehitaman
Sesekali
Ku lihat airmatamu
Bergenang menahan sakit
Memandang
Usiamu yang muda
Seharusnya
Tempatmu di depan
Dalam medan perjuangan
Serentak dengan
Derap langkah
Menentang arus
Pembangunan nusa dan bangsa
Dan aku
Hanya bisa memandangmu
Dalam diamku
Dalam segala rasaku
Tanpa kata-kata
Beruntunglah kamu
Bunga yang disunting
Setia berada di sisi
Moga kekal hingga ke firdausi
Hujung waktu pertemuan
Ku rangkul tubuhmu
Yang kurus
Sambil ku bisikan
Dan maafkan aku
Kerana aku hanya mampu
Memandangmu
23 Jan 2018
Di rumah yang sangat sederhana
Terpana aku
Melihat kentalnya
Kamu meneniti ujian
Berat mata memandang
Berat lagi pundak memikul
Memandang
Raut wajahmu yang lesu
Suaramu jelas
Menceritakan
Hari-hari dalam hidupmu
Lenganmu yang luka
Serta kakimu
Bengkak kehitaman
Sesekali
Ku lihat airmatamu
Bergenang menahan sakit
Memandang
Usiamu yang muda
Seharusnya
Tempatmu di depan
Dalam medan perjuangan
Serentak dengan
Derap langkah
Menentang arus
Pembangunan nusa dan bangsa
Dan aku
Hanya bisa memandangmu
Dalam diamku
Dalam segala rasaku
Tanpa kata-kata
Beruntunglah kamu
Bunga yang disunting
Setia berada di sisi
Moga kekal hingga ke firdausi
Hujung waktu pertemuan
Ku rangkul tubuhmu
Yang kurus
Sambil ku bisikan
Dan maafkan aku
Kerana aku hanya mampu
Memandangmu
23 Jan 2018
0 komen:
Post a Comment