Ketika membilang bilah-bilah janjimu
jemariku jadi berdarah
dalam luka yang bernanah
tusukan sembilukah itu?
yang menghanyirkan darah yang menitis
dari segenap ruang hati
yang tercalar
di manakah kau susun semua aksara
dari kosa janji
peradaban musim yang yang cicirkan
di celah tawa yang panjang
sedang aku masih menadah
dari telapak harap
yang tak pernah senyap
ku sembunyikan pekat darah yang menitis
di antara celahan malam yang bungkam
kalau ada suara yang menyapa'
akan kukatakan
'itu hanya semilir angin yang menerobos
tangkai hatiku
di tangga senja'
sedarkah kau
di antara barisan kata yang kau aturkan
telah terpacak di perdu harap
seorang aku
yang tak pernah membias sangsi
dari segenap penantian yang tak mungkin tersinggah
di dermaga itu
lalu
seketika di pelabuhan yang telah hilang samudera ini
masih lagi teguh berdiri
seorang penanti
bernama aku yang kalah
di antara bilah-bilah janji yang kau susunkan
-dyza Ainun.