• Samad Said - Janda Setinggan

    Katanya: Derita itu aku. Dirinya cemas diterjah usia dalam kabus belasungkawa, dia tergigau hampir seminggu diancam lipan, angin dan debu yang sama. Desa bahagia, derita.

  • Samad Said - Nikmat

    Segala yang dihasrat, tapi tak didapat adalah nikmat yang paling padat.

  • Samad Said - Ombak

    Ombak yang menjamah kakiku sekali takkan dapat kukenali lagi..

  • Samad Said - Bahasa Terindah

    Sesudah demikian lama dicintai, sukarlah dilupakan. Inti pengalaman, kepedihan; akar kerinduan keresahan… Memang begitu banyak diperlukan kekuatan, kepangkalan batin, rakit ditambatkan bara kenangan dikuatkan .

  • Samad Said - Tetamu Senja

    Kita datang ini satu roh satu jasad, Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat, Kita datang ini satu roh satu jasad Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat .

Puisi - Ucap

Telah lama ku diam di sebalik aksara yang tersimpan
butir-butir kata jadi lerai
hanya bias ucap
kamar hati yang senyap
tanpa suara namun mataku berbicara
kalaulah kau bisa mengerti
pada suara yang tersusup di sini

Angsana yang merelai
tak sempat jemariku menadah
hanya renung dalam senyum yang terkumpul
elus semilir bayu
lembutnya menggugur juta gugus
ingatan yang tertunggak
dan kenangan yang tersimpul

Biarlah bibirku jadi bisu
di antara kehadiran kata-katamu
yang luruh di ujung suara
yang kau guruhkan
segenap ucapan
dan akan tetap kusimpan di perdu masa
setiap payal yang kau torehkan
di sini

...dyza ainun...
Share:

Salam Hari Tua Buat Mu

Photo Credit To Dr Le Phat Quoi
Suatu masa dulu  gelaran "abang" atau "kanda" amat mesra sekali menyapa. Sekarang ramai yang menggelarkan "Pak Cik". Tidak lama gelaran "Atok" pula, jika takdirnya Allah masih memberikan ku waktu. 

Kadang-kadang di mata sendiri nampak masih sama seperti dahulu. Muda belia, kacak bergaya. Cepatnya masa berlalu, hakikat sebenarnya sudah pun mencapai senja. Hanya menanti malam yang menjelma. Tika sesak nafas dan betapa beratnya dada dihimpit batu. Rambut yang memutih serta garisan-garisan di wajah semakin menampakkan diri. Mataku yang kian kabur dan telinga yang sudah kurang mendengar.

Biasanya sendi, otot dan pancaindera lainnya masih tegap berdiri. Ketika diajak beraksi bisa dilakukan tanpa menoleh kebelakang lagi. Kini, sakit situ, sana dan sini. Acara sukan lasak kian kurang kasmaran. Bukan mengeluh mengenangkan nasib tapi buat ingatan kepada diri yang kerapnya mendam berahi.

Suatu masa dahulu, yang dikejar adalah impian peribadi, namun kini semakin ramai bertaut dihati. Tak mampu untuk membiarkan mereka cuma sebagai sendal gusi. Impian sendiri mulai terasa jauh dan angan-angan belaka.

Sudahkah kata janji membara suatu masa dulu telah dikota ? Oh masih banyak lagi yang belum terlaksana.

Miripkah aku dan engkau sama, terkial-kial mencari tempat yang mapan di dunia. Terhoyong-hayang meniti tetingkap dunia dan masih lagi mencari bisa yang mantap untuk ditembak ke arah musuh yang ramai di luar sana.

Oh !!? aku turut sama terlupa, bahawa engkau dan aku tiada bezanya. Baki umur yang ada semakin susut. Sedangkan dipundak masih terpaut tanggung-jawab.

Andainya masa ini ianya masih lagi dipegang, makanya tidak selesailah masalah selagi hanya dipandang. Tanpa mengalunkan genderang irama perang. Pencak dan langkah turut seimbang, berpantang undur maju terus kehadapan.

Terima kasih atas ingatan yang bertalu-talu. Mungkin aku tidak mendengarkan di telingaku atau coretanmu di mana-mana. Tentu Allah itu lebih mengetahui atas segalanya. 

Segala doa yang dititipkan pastinya akan sampai khusus kepada sang pendoa kerana Allah akan mengurniakan yang lebih kepada mereka yang mendoakan. Semakin banyak memberi insyallah akan diberikan yang berlipat kali ganda.

"Ya Allah, jika kehadiranku dalam hidupnya hanya membawa keburukan maka luputkanlah aku terus dari ingatannya agar dia terus menjadi hambaMu yang mulia sifatnya. Kekalkanlah dia dengan kemuliaan itu dan berkatilah hidupnya ".

"Ya Allah, pada ulang tahun kelahirannya yang bakal menjelma , aku pohon agar Kau kurniakanlah kepadanya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dan akhirilah kehidupannya kelak sebagai para syuhada yang memperjuangkan agamaMu. Perkenankanlah Ya Allah."

"Selamat ulang tahun yang bakal menjelang.
Tiada hadiah dari ku, hanya doa. Moga Allah perkenankan. Amin"

Sebuah doa yang terungkap menusuk kalbu. Tika diri ini terbuang jauh di hujung tanduk. Tidak ku fikir semua ini ada. Meski seuntai doa. Mengapa agaknya begitu mengusik ?. Mungkin atas lahirnya dari sebuah keikhlasan. Sedang di saat lain keikhlasan itu kian pupus. 
Share:

Total Pageviews

Labels

Teman Blog

Pengikut